BAB I
PENADAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam setiap keluarga atau orang tua
berbeda-beda dalam mendidik anaknya. Dan orang tua menginginkan adanya patner
untuk membantu mendidik anak-anak mereka yaitu dengan memasukkan anak ke
sekolah. Karena baik orang tua maupun guru selalu berharap agar anak atau anak
didiknya mampu mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal.Oleh
karena itu pendidik adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat,
dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga
sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga.
Sedangkan peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan
sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orangtua dan sekolah
(pendidikan).
Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama diruangan sekolah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini seringnya terjadi tindakan-tindakan kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orangtua seolah tidak mau tahu, bahkan cenderung menimpakan kesalahan kepada sekolah. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah. Orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. Bahkan berkat kerja sama orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi.Untuk mewujudkan kerjasama itu tentunya banyak cara yang harus dilakukan antara guru dan orang tua dalam pendidikan anak, untuk mancapai tujuan pendidikan.
Dengan adanya kerjasama itu orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam mendidik anak-anaknya. Karena sekolah atau guru bukan hanya mengajar saja akan tetapi juga berusaha membentuk kepribadian anak menjadi manusia yang berwatak baik.Untuk mewujudkan kepribadian anak yang islami tentu harus melalui pendidikan. Karena pendidikan itulah satu-satunya sarana yang paling mungkin. Baik orang tua maupun guru keduanya merupakan pendidik pokok. Keduanya menyadari bahwa keduanya mempunyai aspek dan tujuan yang sama yakni mendidik anak-anak. Agar tujuan pendidikan tercapai dengan efektif dan efisien, maka kerjasama antara keduanya mutlak diperlukan. Karena orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya di rumah. Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik atau mengasuh anak-anaknya agar menjadi dewasa, berkelakuan baik, memahami nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan memiliki wawasan yang luas.
Disamping itu orangtua, memilki
tanggung jawab untuk mendidik anak agar mereka mampu menjalani kehidupan.
Sedangkan sekolah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membimbing
anak-anak mereka disekolah, Memberi pengajaran dan pendidikan kepada anak
sesuai dengan kurikulum.Orang tua dan guru TK merupakan orang-orang yang paling
penting dalam menunjang perkembangan anak. Oleh karena itu agar peran orang tua
dan guru menjadi optimal maka perlu dirancang dan dilaksanakan secara
terprogram. Tuntutan pelibatan keluarga pada program sekolah menjadi semakin
penting karena keluarga dianggap sebagai agen terpenting yang banyak memahami
tentang kondisi anak sehingga orang tua harus menjadi bagian dari program
sekolah utama. Dengan penanganan
secara bersama antara orangtua dan sekolah harapan perkembangan anak yang lebih
baik akan lebih tercapai. Karena memang pada dasarnya sekolah harus merupakan
suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita anak. Oleh karena itu
perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apa saja
jenis-jenis kebutuhan kolaborasi
b. Apa saja
jenis-jenis kebutuhan kolaborasi antara guru
dan orang tua dalam pendidikan
anak usia dini
1.3 Tujuan
a. Mengetahui
jenis-jenis kebutuhan kolaborasi
b. Mengetahui
jenis-jenis kebutuhan antara guru dan orang tua dalam pendidikan anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Kebutuhan Kolaborasi
Berbicara
tentang kolaborasi tentu tidak bisa dilepaskan kaitannya dari cara bagaimana
kita menjalin kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Agar
kolaborasi yang kita lakukan benar-benar efektif tentu kita harus mencari partner/link yang berkompeten di bidangnya agar tujuan
dapat tercapai dengan maksimal dan hasil yang didapatpun memuaskan.
Adapun
jenis-jenis kebutuhan kolaborasi secara umum adalah sebagai berikut:
A. Formal
Kolaborasi
yang diadakan di lingkungan sekolah.Seperti kegiatan yang telah direncanakan di
awal tahun untuk seelama 1 tahun.
B. Non
formal
Kegiatan yang tidak terprogram selain
formal dan in formal kolaborasi juga diperlukan antar guru denga guru, antar
guru dan sekolah dan antar orang tua dengan sekolah.
Hubungan
yang membangun sebuah kominitas pembelajaran yang menyaangkut kolaborasi atau
kerjasama ,pembagian pembentukan keputusan ,dan pemecahan masalah.sebagai
seorang anggota dari propesi penggubah yang dinamis ,usaha anda untuk
berkolaborasi akan meningkatkan pemahaman atas proses belajar mengajar dan
meningkatkan pembelajaran bagi seluruh murid.Dengan bererja sama bersama rekan
lain dalam pengaturan sekolah,pengembangan kurikulum,kerjasama antar sekolah
engan komunitas,dan revormasi sekolah,anda akan memainkan peran penting dengan
mengembangkan status professional dari setiap guru.
Inti
dari kolaborasi adalah hubungan otentik yang penuh pengertian antara para
propesional.Hubungan seperti itu tentu saja tidak tumbuh secara
alamiah,dibutuhkan komidnen dan kerja
keras .friebd dan bursuck(2002,76-77) mengidentifikasi 6 karakteristik dari kolaborasi yang di
rangkum berikut ini:
1)
Kolaborasi bersfat suka rela:para guru
membuat pilihan pribadi untuk berkolaborasi
2)
Kolaborasi di dasari oleh
paritas:kontribusi semua orang di hargai secara adil
3)
Kolaborasi membutuhkan sebuah tujuan
yang di nikmati bersama
4)
Kolaborasi menyertakan
akuntabilitas untuk pengeluaran
5)
Kolaborasi berdasar atas sumber2 bersama
:setiap guru mengkonsrtibusikan sesuatu –waktu ,keahlian,ruang ,perawatan atau
sumber2 lain.
6)
Kolaborasi itu di butuhkan:seiring
dengan kerjasama antar guru ,tingkat pembuatan keputusan secara bersama
,kepercayaan,dan rasa saling menghormati pun meningkat.
Sekolah-sekolah
yang mendukung elemen2 penting kolaborasi meripakan sekolah kolegiat”yang
dikarakteristikkan oleh interaksi-interaksi orang dewasa yang penuh sasaran
mengenai peningkatan keseluruhan proses belajar mengajar(Glickman, Gordon ,
dan ross –gordon 2004,6).berikut ini
kita mengevaluasi 4 expresi dari kolaborasi guru :pendampingan rekan
sejawat,pengembangan kariawan ,pengajaran tim,dan asistensi pengajaran
Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam kolaborasi :
a.
Komunikasi
Salah satu taktik yang paling berhasil
dalam komunikasi adalah secara berkala menjumpai orang-orang yang ada dalam
jaringan kolaborasi yang sedang anda jalani secara face to face. Ini jauh lebih pribadi dan jauh lebih menyenangkan
juga. Bila anda tidak bisa bertemu secara langsung maka panggilan telepon atau
catatan pribadi juga bekerja dengan baik.
b.
Membangun
hubungan
Apakah anda seorang magnet, orang atau
seorang pembasmi ? apakah yang anda proyeksikan hanya berupa lahiriah? Pastikan
yang lain melihat anda sebagai seorang yang positif, hangat, dan ramah sehingga
mereka ingin berinteraksi dengan anda dan bukan sebaliknya.
c.
Menetapkan
tujuan
Jika anda memiliki visi yang jelas
kemana anda akan pergi, sisanya akan jatuh ketempatnya. Pastikan anda
memutuskan apa yang anda inginkan berjangka pendek, menengah, dan panjang,
dalam setiap bidang kehidupan anda. Agar pada saat anda menentukan tujuan
kolaborasi yang anda lakukan dengan orang lain anda tidak lagi mengalami
kesulitan, karena anda sudah terbiasa menentukan visi hidup anda sebelumnya,
karena tujuan memiliki peranaan yang sangat penting dalam suatu kolaborasi, laksana
kompas yang menunjukkan arah mata angin bagi seorang pelaut.
d.
Keep
it simple
Lihatlah dimana anda menghabiskan waktu
dan energi berharga anda. Apakah anda menghasilkan hasil terbaik. Singkirkanlah
waktu atau kegiatan yang membuang-buamg uang. Karena dalam suatu kolaborasi
dituntut keefektifan, baik waktu, uang maupun energi yang digunakan.
e.
Tersedia
akses sumber daya
Ada begitu banyak sumber daya yang
tersedia untuk mendukung kolaborasi yang anda lakukan. Seperti membangun sebuah
tim kolaborasi yang terdiri dari keluarga, teman dan kolega yang dapat
dihubungkan baik secara langsung lewat sebuah pertemuan maupun secara on line.
f.
Sikap
baik dari anggota kolaborasi
“bersikap baiklah kepada orang-orang
dijalan yang terjal sampai jalan yang menurun, karena anda tidak pernah tahu
kapan anda akan bertemu mereka dijalan turun, ingatlah dunia semakin kecil
sepanjang waktu” inti dari ungkapan
tersebut adalah, jangan pernah membeda-bedakan orang lain, baik dari segi warna
kulit, bahasa, budaya, maupun keturunan terrutama dalam membangun suatu
kolaborasi, karewna gangguan internal akan lebih cepat menghancurkan kolaborasi
itu sendiri. Maka jadialah oarang yang mampu bersikap bijak dan disenangi oleh
banyak orang, tanpa melukai ataupun menyinggung yang lain.
g.
Be
giving
Berikan waktu anda, saran anda, dan
terutama arahan anda. Karena dalam suatu kolaborasi \dibutuhakn kontribusi dan
partisipasi aktif dari semua anggota kolaborasi.
2.2 Jenis-Jenis Kebutuhan Kolaborasi
antara Guru dan Orang Tua
Didalam
UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional pasal 10 ayat 4
dinyatakan bahwa : pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidika
luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan.Sementara itu dalam GBHN 1993
manyatakan : “pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik
antar jalur, jenis, jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan
sektor pembangunan lainnya serta antar daerah.Pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Seklah hanyalah membantu
kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama
diperoleh anak adalah dalam keluarga.Peralihan bentuk pendidikan jalur luar
sekolah ke jalur pendidikan sekolah atau formal memerlukan kerjasama antara
orang tua dan sekolah atau pendidik.
Pada dasarnya banyak cara yang dapat di tempuh untuk
menjalin karjasama antara keluarga
dengan sekolah antara lain:
a.
Adanya kunjungan ke rumah anak didik
Pelaksanaan
kunjungan kerumah anak didik ini berdampak sangat positif diantaranya:
1. Kunjungan
melahirkan perasaan pada anak didika bahwa sekolahnya memperhatikan dan
mengawasinya
2. Kunjungan
tersebut memberikan kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan
mengobservasi langsung cara anak didika belajar, latar belakang hidupnya, dan
tantang masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga
3. Pendidika
berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua anak didik tentang
pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah-masalah yang sedang di alami
anaknya
4. Hubungan
antara orang tua denga sekolah akan bertambah erat
5. Kunjungan
dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebuh terbuka dan
dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidika anaknya.
b.
Diundangnya orang tua ke sekolah
Ada
berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang dapat dimungkinkan
untuk dihadiri oleh orang tua, maka akan positif sekali artinya bila orang tua
di undang untuk datang kesekolah seperti class meeting, pameran dan lainnya.
c.
Case coference
Merupakan
rapat atau konferensi tentang kasus.Biasanya digunakan dalam bimbingan dalam
konseling, peserta konferensi ialah orang yang betul-betul mau ikut
membicarakan masalah anak didik secara terbuka dan suka rela.
d.
Badan pembantu sekolah
Badan
pembentu sekolah adalah organisasi orang tua murid atau wali murid dan guru.
Organisasi ini merupakan kerja sama yang paling terorganisasi antara sekolah
atau guru dengan orang tua murid.
e.
Mangadakan surat manyurat antara sekolah
dan keluarga
Surat
menyurat ini diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi
perbaikan pendidikan anak didik, seperti sarat peringatan dari guru kepada
orang tua agar anaknya lebih giat belajar.
f.
Adanya daftar nilai dan raport
Raport
yang biasanya diberikan setiap catur wulan kepada para murid ini dapat di pakai
sebagai penghubung antara sekolah dan orang tua.Sekolah dapat memberi surat
peringatan atau meminta bantuan bila hasil raport anaknya kurang baik, atau
sebaliknya jika anaknya memiliki keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar
anak dapat lebih giat mengembangkan bakatnya dan mampu mempertahukan apa yang
sudah diraihnya.
Ki Hajar Dewantara (1997)
mengingatkan kita bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
guru, keluarga dan masyarakat.Hal ini senada oleh Regio Emelia yang menyatakan
bahwa keterlibatan orang tua pada pendidikan anak usia dini merupakan sesuatu
yang sangat penting, yang dikenal dengan pendekatan Regio Emelia (Edward,
Gandani & Foremen, 1993).Oleh karena itu orang tua perlu dilibatkan sekolah
TK dalam rangka mendidik anak usia dini.
Adapun
jenis-jenis kebutuhan kolaborasi antara orang tua dan guru adalah sebagai
berikut:
1. Adanya
komunikasi langsung dua arah
2. Adanya
hubungan timbal balik
3. Adanya
rasa saling mempercayai antara orang tua dan guru
4. Adanya
partisipasi kedua belah pihak untuk tumbuh kembang anak
5. Adanya
inisiatif kedua belah pihak
Hubungan
yang positif antara sekolah dan rumah merupakan kontribusi yang penting didalam
prestasi anak disekolah, untuk membina hubungan yang positif bukan berarti menunggu
adanya problem dari anak. Baik guru maupun orang tua dapat melangsungkan
komunikasi langsung dua arah , timbal
balik dan saling mempercayai. Dalam hal ini, guru dapat saja menelepon orang
tua, namun pada kelas yang besar, komunikas iyang memungkinkan adalah melalui
surat. Inti utamanya dalah agar orang rua mengetahui bahwa sebagai guru kelas,
guru bersedia dan dapat dihubungi oleh orang tua.
Dari
pihak orang tua sendiri, komunikasi tidak perlu berasal dari inisiatif guru.
Orang tua bisa memberikan informasi yang sifatnya membantu guru bagi
perkembangan anak di kelas. Partisipasi orang tua di sekolah misalnya dengan
menghadiri setiap undangan yang diberikan sekolah seperti pada event-event tertentu.
Disamping jenis-jenis kebutuhan
kolaborasi orang tua dan guru, disini juga akan dijelaskaan sedikit tentang
sifat-sifat kolaborasi antara sekolah dengan masyarakat. Karena walau
bagaimanapun sebagai seorang calon pendidik AUD yang kelak akan mengabdi di
Lembaga PAUD tentu kita haruslah mengetahui sedikit banyaknya tentang sifat
kolaborasi antara sekolah dan masyarakat yang diantaranya sebagai berikut:
Adanya
hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak
a) Adanya
hubungan sukarela yang berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang
tak terpisahkan/integral dari
masyrakat
b) Adanya
hubungan yang bersifat kontinyu antara sekolah dan masyarakat
c) Hubungan
keluar sekolah guna menambah simpati masyarakat terhadap sekolah
d) Hubungan
kedalam sekolah menambah keyakinan, mempertebal pengertian para civitas akademika, tentang segala
pemilikan material dan inmaterial sekolah.
Menurut Briggs dan Potter (1995), tingkat kerjasama
orang tua terhadap program pendidikan TK dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :
a.
Keterlibatan (parent involvement)
Keterlibatan
orang tua merupakan tingkat kerjasama minimum, dimana orang tua datang ke TK
dan membantu di TK jika di undang.
b.
Partisipasi (parent partisipation)
Tingkat kerjasama yang lebih luas dan lebih tinggi
tingkatannya, orang tua dan sekolah duduk bersama untuk membicarakan berbagai
program dan kagiatan anak, datang ke sekolah secara rutin untuk membantu guru
melaksanakan tugas-tugas rutin yang dapat dikerjakan seperti menyiapkan
makanan, menyiapkan alat-alat permainan yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan
ikut menjaga keamanan.
Guru
mencipkakan suasana kehidupan sekolah
maksudnya bagaimana bagaimana guru itu dapat menciptakan kondisi2
optimal,sehingga anak itu merasa belajar,harus belajr,perlu di didik dan perlu
bimbing an.Usaha menciptakan suasana kehidupan sekolah sebagaimana dimaksud di
ats ,akan menyangkut dua hal.pertama ,yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar di kelas secara langsung.untuk ini meliputi hal-hal berikut:
·
Pengaturan tata ruang kelas yang lebih
kondusif untuk kepentingan pengajaran
·
Menciptakan iklim atau suasana belajr
mengajar yang lebih serasi dan menyenangkan,misalnya pembinaan ,situasi
keakraban di dalam kelas.
Untuk
menciptakan iklim yang lebih serasi ini
dengan :
a.
Adanya keterikatan antara guru dengan
anak didik,anak didik dengan anak didik
b.
Menetapkan standar tingkah laku
c.
Diadakan diskusi2 kelompok
d.
Member penghargaan dan pemeliharaan
semangat kerja.
Kedua
,menciptakan kehidupan sekolah dalam arti luas ,ykni meliputi sekolah secara
keseluruhan.dalam hubungan ini di tuntut adanya hubungan baik dan interaksi
antara gur dengan guru,guru dengn anak didik,guru dengn pengawai,pegawai dengan
anak didik.dengan demikian memeng di tuntut adanya keterlibatan semua pihak di
dalam lembaga kependidikan,sehingga dapat menunjang berhasilnya proses belajr
mengajar.
Selanjutnya
dalam mengusahakan keberhasilan proses belajr mengajar itu,guru juga harus
membina hubungan baik dengan orang tua murid.melalui hal ini diharapkan dapat mengetahui keadaan anak
didiknya dan bagaimana kegiatan belajarnya di rumah.juga untuk mengetahui
beberapa hal tentang anak didikmelalui orang tuanya ,sehingga dapat di gunakan
sebagai bahan untuk menentukan kegiatan belajar mengajar yang lebih
baik.hubungan baik antara guru dan orang tua murid merupakan factor yang tidak
dapat di tinggalkan,karena keberhasilan belajar anak didik tidak dapat di
pisahkan dengan bagaimana keadaan dan usaha orang tua murid.apalagi kalau di kaitkan
dengan tugas dan kewajiban guru sebagai pendidik,dalam upaya membina
kepribadian anak didik,maka andil orang tua sangat menentukan.
Peran
utama guru di luar peran pentig sebagai pegamat yang tekun ini atau dalam
bahasa sehari-hari disebut penjaga anak adalah mempersiapkan dan menjaga
lingkungan pembelajaran ,menagani anak yangtidak bisa di atur dengan pengalihan
dan pemberian perhatia n pada kesulitan yang terlihat,dan menglangsungkan
pelajaran dengan materi didaktik kepada anak – anak yang menunjukkan minat.
Guru juga bertanggung jawab dalam melakukan pertemuan besar. Mereka umumnya
diharapkan untuk menjaga hubungan dekat dengan keluarga setiap anak melalui
komunikasi secara berkala, seperti melakukan pertemuan.
Peran
guru adalah untuk mengintervensi dan secara aktif mengalihkan anak saat mereka
menunjukkan sikap kasar, tidak sopan, atau mengganggu, tapi mengamati dengan
seksama dan tidak mencampuri minat spontan anak dan keterlibatan mereka
kapanpun sikap anak sesuai dengan tujuan dalam materi yang digunakan
(Montessori,1948 – 1967b). guru mengamati, mencatat, dan karnanya bisa
mengetahui kebutuhan dan minat anak- anak, menyiapkan dan mempertahankan
lingkungan pembelajaran berurutan yang menggunakan materi pembelajaran
Montessori dan semua yang dikembangkan secara orisinal. Guru mencari pasangan
yang sesuai antara anak dan materi melalui pengamatan, dan berperan sebagai
katalisatior halus bagi kegiatan anak. Guru memberikan pelajaran yang rapi,
tepat dan cepat dan menunjukkan rangkaian yang jelas sehubungan dengan tujuan
dan arah materi tertentu. Guru mengalihkan
arah jika terjadi tindakan yang tidak pantas dan kasar dan
mempertahankan posisi sebagai pengamat saat anak terlibat dalam kegiatan yang
bertujuan dan terfokus. Guru memegang peran aktif dalam menerapkan hubungan
awal antara anak dengan materi, dan mengajak anak meneliti materi dan
memberikan pelajaran khusus untuk menggunakannya. Semua pelajaran ini harus
singkat, sederhana dan tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jenis-jenis
kebutuhan kolaborasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu kolaborasi
formal dan informal.Kolaborasi secara formal adalah Kolaborasi
yang diadakan di lingkungan sekolah, sedangkan kolaborasi informal adalah Kegiatan
yang tidak terprogram selain formal dan in formal kolaborasi juga diperlukan
antar guru denga guru, antar guru dan sekolah dan antar orang tua dengan
sekolah.Dan jenis-jenis kebutuhan kolaborasi antara guru dan orang tua dapat
berupa konferensi orang tua, pertemuan guru dan orang tua secara pribadi, home
visit, mengadakan surat menyurat antar sekolah dan orang tua, mengadakan
perayaan, pesta atau pameran karya anak , serta mendirikan perkumpulan orang
tua dan guru, dan case conference.
3.2 Kata
Penutup
Demikianlah
makalah yang membahas jenis-jenis kebutuhan kolaborasi dan jenis-jenis
kebutuhan kolaborasi antara guru dan
orang tua, semoga dapat memberikan manfaat.Dan kami memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan atau yang lainnya dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,
Reni & Hawadi.2001.Psikologi
Perkembangan Anak.Jakarta:Grassindo
Indra
Roni.2011.Sukses Sebelum Lulus Kuliah.Bandung:Master
publishing
Suyanto,Slamet.2005.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta.Kemendiknas
Nurhafiza.2011.MK Kolaborasi Orang Tua dan Pendidikan Anak
Usia Dini.Padang.UNP
Hasbullah.2005.Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan.Jakarta.Rajawali Pers
Jaipul L. Roopnarine, James E. Jhonson. 2011.Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Berbagai
Pedekatan.Prenada Media Grup: Jakarta
Sardiman A.M.2009.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar.PT.raja
Grafindo Persada:Jakarta
Forrerst W.Parkay Beverly hardcastle Stanford.2008.Menjadi Seorang Guru.PT Indeks:Jakarta
Izin copas buat referensi ya kak :)
BalasHapusIzin Copy Mbak..
BalasHapus