FUNNY LEARNING
Pembelajaran yang
diberikan pada anak haruslah pembelajaran yang bermakna, dengan pembelajaran yang bermakna segala aspek perkembangan anak dapat
terstimulasi. Hal yang terpenting dalam pembelajaran adalah anak senang dalam malakukan
kegiatan pembelajaran, maka perlu strategi dalam pembelajaran agar anak senang
dalam belajar. Funny learning dapat menjadi solusi dalam menyajikan
pembelajaran yang menyenangkan, funny learning atau belajar ceria adalah
kegiatan belajar dalam suasana yang menyenangkan, penuh keceriaan dan
kreativitas sehingga anak merasa senang dalam belajar. Untuk menciptakan funny
learning terdapat hal yeng perlu diperhatikan.
Menurut Irawati
Istadi (2005) secara umum yang perlu diperhatikan dalam penciptaan funny
leraning ada 2 yaitu :
- Kegiatan pembelajaran itu harus sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak pada usianya. Kebutuhan perkembangan anak usia lima tahun, berbeda dengan kebutuhan anak usia tujuh tahun. Masing-masing memiliki fase perkembangan sesuai pertambahan usianya.
- Funny learning hanya bisa diciptakan melalui beragam kreativitas, baik dalam pemilihan waktu, tempat, penataan suasana hingga pemakaian metode pembelajaran. Kreativitas dapat menghilangkan kejenuhan dan menimbulkan gairah keingintahuan, tantangan serta semangat baru. Itu sebabnya, semakin beragam suasana pembelajaran bisa dirancang, semakin besar potensi otak untuk merekam informasi sebaik-baiknya.
Funny learning
ini baik untuk pembelajaran yang akan diberikan kepada anak, karena otak akan
merekam informasi yang masuk dengan efektif, manakala sistem limbiknya disentuh
terlebih dahulu, artinya informasi tersebut disampaikan dengan metode yang
membangkitkan emosi pemiliknya, dan yang diharapkan emosi positif yang tercipta
pada anak. Penciptaan funny learning
harus menciptakan pembelajaran yang menggunakan keseimbangan otak kanan dan
otak kiri anak.
Berikut ini beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan dalam penciptaan funny learning menurut
Irawati Istandi (2005) :
- Ide-ide funny learning
1.
Musik sebagai latar belakang
Musik dapat
digunakan sebagai latar dalam kegiatan belajar anak, yang tentu jenis musiknya
sesuai dengan kebutuhan anak dan cocok diperdengarkan untuk anak. Jenis musik
barok, musik klasik atau pop instrumentalia, termasuk jenis-jenis irama tenang
yang cocok untuk membawa otak ke suasana yang lebih membutuhkan konsentrasi.
Seperti anak harus mengerjakan tugas latihan pelajaran yang membutuhkan banyak
konsentrasi. Disaat anak istirahat sebelum menginjak pelajaran berikutnya, anak
perlu dirangsang untuk menggerakkan badan supaya otot-otot badan tidak kaku.
Maka perlu diperdengarkan musik ceria yang merangsang anggota badannya. Bermain,menari,
berlari dan berlompatan disaat istirahat ini, dengan iringan musik dinamis adalah
pilihan yang tepat agar ketika anak memasuki jadwal pelajaran berikutnya anak
telah merasa segar kembali, penatpun telah hilang.
2.
Tempel kalimat penyemangat
Kalimat-kalimat
penyemangat yang ditempelkan dapat menjadi usaha untuk mempertahankan informasi
postif dan menghilangkan informasi negatif, serta menjadi cara untuk memeprtahankan
informasi positif yang telah diberikan. Karena untuk mempertahankan informasi
dibutuhkan pengulangan-pengulangan agar frekuensi yang masuk dalam otak menjadi
sering. Sebab otak akan merekam dengan baik informasi yang ia terima
terus-menerus dan berulang-ulang, hingga ia nantinya sampai ke alam bawah sadar
dan menjadi reflek pemikiran. Nilai-nilai yang ingin dtanamkan ke dalam hati
anak agar menyatu dengan kepribadiannya, harus diupayakan agar sesering mungkin
nampak olae indera mereka sehingga senantiasa berulang masuk indera. Ide untuk menuliskan
nilai tersebut ke dalam betuk kalimat penyemangat yang ditempel disekitar
tempat belajar sehingga kerap tertangkap
oleh mata dan diteruskan ke otak adalah salah satu cara jitu untuk meresapkan
nilai-nilai tersebut ke dalam hati anak, sekaligus jadi penyemangat anak.
3.
Hiasan hasil karya
Memajang hasil
karya anak atau kesuksesannya, bermanfaat untuk menggairahkan anak belajar
sekaligus meningkatkan kepercayaan dirinya. Hasil karya anak penting untuk
dijadikan hiasan penyegar mata disekeliling tempat belajar. Karena pada dasarnya setiap orang
memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan aktualisasi diri. Mereka
yang telah memiliki aktualisasi diri yang tinggi akan yakin dengan kamampuannya dan potensi
dirinya serta memahami letak kepribadiannya. Dan hal tersbut adalah hal yang
diharapkan tumbuh pada anak, dengan memajang hasil karya anak dapat menjadi
salah satu cara untuk menumbuhkan keyakinan dan aktualisasi diri pada anak.
4.
Rekreasi warna
Rekreasi warna
adalah kreatifitas memainkan warna yang menyuasanakan lingkungan belajar anak,
sehingga memberikan kesegaran pada otak anak. Permainan warna ini akan menjadi hal
yang baik bagi otak kanan sehingga menjadi penyeimbang otak kiri yang sedang
mengerjakan tugas belajar. Ini bermanfaat untuk penyegaran, memberi motivasi
serta menghilangkan kejenuhan. Selain itu kelelahan mata bisa dikurangi oleh
keceraahan dan variasi warna dinding kelas.
5.
simbol-simbol IPA
Cara kreatif
merangkum pelajaran dengan mempergunakan gambar dan simbol akan memudahkan anak
mengingat kembali. Sandi rahasia yang berupa gambar dan simbol itu bisa ciptaan
anak sendiri, kebiasaan ini cocok berkreasi dalam membuat catatan yaitu, dengan
menciptakan simbol-simbol khusus untuk mengartikan beberapa kata-kata yang
harus dihafal dan dimengerti. Semakin aneh dan kreatif bentuk simbol dan
gambar, otak anak semakin musah untuk mengingatnya.
6.
kisah sejarah
Hampir sama
dengan membuat rangkuman untuk berbagai mata pelajaran macam mata pelajaran,
tetapi untuk bidang sejarah ada keistimewaan yang bisa diurutkan secara
kronologis. Hal ini memungkinkan anak membuat catatan kisah sejarah secara
kronologis pula. Penggunaan tanda dan simbolpun memberikan banyak kemudahan di
sini. Semisal tanda tambah untuk menunjukan perkawinan , tanda panah untuk
menunjukan hubungan kronologis (urutan kejadian), warna merah untuk nama raja,
warna hijau khusus untuk penanggalan dan sebagainya. Penggunaan beragam simbol
dan ditulis kesegala arah, cara ini masih danggap aneh, padahal justru seperti
inilah cara kerja otak yang sesungguhnya, tidak linear tapi kesegala arah.
7.
game matematika
Ide untuk
membuat permainan untuk pelajaran matematika ini menjadi salah satu alternatif penyegaran.
Permainan ssejenis ular tangga misalnya biasa dimainkan oleh dua atau tiga anak
dengan menggunakan sebuah dadu, bisa dikreasikan dengan penggunaan dua buah
dadu. Cara penghitungannya, hasil dadu pertama harus dikalikan dengan dadu
kedua. Otomatis setiap anak harus mengalikan kedua buah dadu sebelum menentukan
ia akan berjalan berapa langkah. Ide-ide permainan ini dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan, aneka permainan memang tidak bisa mencakup seluruh
materi pelajaranyang harus dipelajari. Akan tetapi metode ini sangat efektif
untuk penyegaran, manghilangkan kejenuhan, sehingga dapat membangkitkan
motivasi anak untuk belajar kembali dan menanamkan persepsi matametika itu
menyenangkan.
8.
teka-teki ibadah
Banyak anak
yang tidak menyukai pelajaran agama, hanya karena penyampaiannya yang kurang
menarik. Selama ini pelajaran agama baik aqidah, fiqih maupun akhlak lebih
kerap disampaikan secara dogmatis, dengan disertai hafalan dalil-dalil baik
berasal ayat al-quran maupun hadist Rasulullah SAW, cara ini berisiko
menimbulkan kebosanan. Ide membuat cerdas cermat, teka-teki silang dan beragam
permainan lainnya, bolah jadi akan menjadi alternatif baru metode pengajaran
pendidikan agama ini.
- Funny learning disekolah
1.
Kelas, saung dan kebun
Berada lima
jam sehari dalam ruangan kelas berukuran sekitar 6 x 6 meter, wajar kalau
membuat murid-murid jenuh. Padahal tidak ada sama sekali teori yang menyebutkan
bahwa ruang kelas satu-satunya alternatif tempat berlangsungnya pembelajaran. Fakta
otak terbaru menyatakan bahwa otak manusia lebih mampu bekerja secara optimal manakala
berada dalam suasana santai dan kreatiif dan yang lain dari biasanya. Kalau
biasanya dikelas, maka sesekali perlu belajar diluar kelas. Kebun, saung, dan
aneka tempat alternatif pilihanya.
2.
Sesekali lesehan
Peletakan
kursi, meja dan papan tulis dapat divariasikan agar pembelajaran tidak
membosankan, bahkan sesekali pembelajaran dapat dilakukan tanpa menggunakan
kursi. Karpet dan tikar bisa dipakai,
suasana menjadi santai dan menjadi sangat berbeda. Tentu posisi ini
pembelajaran yang tidak membutuhkan kegiatan tuli menulis, pelajaran
keterampilan cocok sangat cocok dengan karpet.
3.
Dinding cermin intelektual
Dinding kelas
perlu mendapat perhatian, karena dalam sehari anak akan memandangnya. Dinding
menjadi cermin bagi siswa didalam kelas. Dinding dengan warna cerah yang
menarik mata akan memberikan semangat pada anak, dan menghilangkan rasa
mengantuk. Selain itu dinding dapat dimanfaatkan
sebagai cermin intelektual dimana, materi pelajaran dan karya anak dipajang
disana.
4.
Mengakomodasi tiga cara belajar
Guru harus
mengakomodasi tiga cara belajar dalam menyampaikan pembelajaran, yaitu cara
belajar audisi yang akan lebih mudah menangkap segala sesuatu melalui
pendengaran, cara belajar penglihatan yang akan lebih mudah menerima informasi dan
pembelajaran yang masuk melalui indera penglihatan, serta cara belajar
kinstetis yang elajar dengan menggunakan seluruh anggota tubunya. Maka guru
perlu memahami karakteristik cara belajar audisi, cara belajar visual dan cara
belajar kinestetis.
5.
Guruku idolaku
Guru harus
menjadi sosok teladan yang menjadi panutan anaknya, menjadi sosok yang menyenangkan disukai, dan
disayangi anak-anak. Agar guru menjadi idola bagi anak-anak.
6.
Temanku = agamaku
Teman sangat
mempengaruhi individu seorang anak, teman yang baik akan memacu minat belajar.
Apalagi usia kanak-kanak, anak mempunyai kecenderungan memandang pentingnya
teman dalam dirinya, sehingga perlu diusahakan agar anak berteman dengan
anak-anak yang baik.
- Funny learning mengaji
1.
Sekolah santai
TPA atau taman pendidikan al-quran menerapkan pembelajaran yang santai,
tidak membebani anak dalam pembelajaran. Sehingga anak merasa senang berada
disekolah, dan menikmati kegiatan belajar.
2.
Peluang saat fun
Pembelajaran
yang memanfaatkan saat santai anak, merangsang anak saat anak merasa santai.
Hal ini memberikan peluang otak anak bekerja secara optimal.
3.
Fasilita pendukung
Menyediakan
berbagai fasilitas yang baik pada pembelajaran yang ada pada TPA, penyediaan
berbagai buku-buku agama yang beraneka ragam yang menarik minat pada anak,
aneka alat tulis dan gambar untuk menggambar, CD tentang film islami dan
lain-lainnya.
4.
Metode kreatif
Menggunakan
metode yang beraneka ragam yang bervariatif untuk menyampaikan pembelajaran
dengan CD, atau mengajak anak belajara membuat kaligrafi di taman sekolah,
tidak memanfaatkan kelas terus menerus untuk belajar. Sehingga pembelajaran
menjadi bervariatif dan menyenangkan bagi anak.
Istandi, Irawati. 2005.Agar Anak Asik Belajar. Bekasi. Pustaka
inti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar