teks

EVERY CHILD IS SPECIAL,EVERY CHILD IS SMART AND EVERY CHILD MUST PLAY

Jumat, 14 Desember 2012

KOLABORASI GURU DAN ORANG TUA DALAM PAUD



BAB I
PENADAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam setiap keluarga atau orang tua berbeda-beda dalam mendidik anaknya. Dan orang tua menginginkan adanya patner untuk membantu mendidik anak-anak mereka yaitu dengan memasukkan anak ke sekolah. Karena baik orang tua maupun guru selalu berharap agar anak atau anak didiknya mampu mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal.Oleh karena itu pendidik adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Sedangkan peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” antara orangtua dan sekolah (pendidikan).

            Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama diruangan sekolah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini seringnya terjadi tindakan-tindakan kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orangtua seolah tidak mau tahu, bahkan cenderung menimpakan kesalahan kepada sekolah. Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah. Orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. Bahkan berkat kerja sama orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi.Untuk mewujudkan kerjasama itu tentunya banyak cara yang harus dilakukan antara guru dan orang tua dalam pendidikan anak, untuk mancapai tujuan pendidikan.
            Dengan adanya kerjasama itu orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam mendidik anak-anaknya. Karena sekolah atau guru bukan hanya mengajar saja akan tetapi juga berusaha membentuk kepribadian anak menjadi manusia yang berwatak baik.Untuk mewujudkan kepribadian anak yang islami tentu harus melalui pendidikan. Karena pendidikan itulah satu-satunya sarana yang paling mungkin. Baik orang tua maupun guru keduanya merupakan pendidik pokok. Keduanya menyadari bahwa keduanya mempunyai aspek dan tujuan yang sama yakni mendidik anak-anak. Agar tujuan pendidikan tercapai dengan efektif dan efisien, maka kerjasama antara keduanya mutlak diperlukan. Karena orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya di rumah. Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik atau mengasuh anak-anaknya agar menjadi dewasa, berkelakuan baik, memahami nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan memiliki wawasan yang luas.
Disamping itu orangtua, memilki tanggung jawab untuk mendidik anak agar mereka mampu menjalani kehidupan. Sedangkan sekolah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membimbing anak-anak mereka disekolah, Memberi pengajaran dan pendidikan kepada anak sesuai dengan kurikulum.Orang tua dan guru TK merupakan orang-orang yang paling penting dalam menunjang perkembangan anak. Oleh karena itu agar peran orang tua dan guru menjadi optimal maka perlu dirancang dan dilaksanakan secara terprogram. Tuntutan pelibatan keluarga pada program sekolah menjadi semakin penting karena keluarga dianggap sebagai agen terpenting yang banyak memahami tentang kondisi anak sehingga orang tua harus menjadi bagian dari program sekolah utama.    Dengan penanganan secara bersama antara orangtua dan sekolah harapan perkembangan anak yang lebih baik akan lebih tercapai. Karena memang pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita anak. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa saja jenis-jenis kebutuhan kolaborasi
b.      Apa saja jenis-jenis kebutuhan kolaborasi antara guru  dan orang tua dalam  pendidikan anak usia dini
1.3  Tujuan
a.       Mengetahui jenis-jenis kebutuhan kolaborasi
b.      Mengetahui jenis-jenis kebutuhan antara guru dan orang tua dalam pendidikan anak usia dini



BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Jenis-Jenis Kebutuhan Kolaborasi

Berbicara tentang kolaborasi tentu tidak bisa dilepaskan kaitannya dari cara bagaimana kita menjalin kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Agar kolaborasi yang kita lakukan benar-benar efektif tentu kita harus mencari partner/link  yang berkompeten di bidangnya agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal dan hasil yang didapatpun memuaskan.
Adapun jenis-jenis kebutuhan kolaborasi secara umum adalah sebagai berikut:
A.    Formal
Kolaborasi yang diadakan di lingkungan sekolah.Seperti kegiatan yang telah direncanakan di awal tahun untuk seelama 1 tahun.
B.     Non formal
Kegiatan yang tidak terprogram selain formal dan in formal kolaborasi juga diperlukan antar guru denga guru, antar guru dan sekolah dan antar orang tua dengan sekolah.
Hubungan yang membangun sebuah kominitas pembelajaran yang menyaangkut kolaborasi atau kerjasama ,pembagian pembentukan keputusan ,dan pemecahan masalah.sebagai seorang anggota dari propesi penggubah yang dinamis ,usaha anda untuk berkolaborasi akan meningkatkan pemahaman atas proses belajar mengajar dan meningkatkan pembelajaran bagi seluruh murid.Dengan bererja sama bersama rekan lain dalam pengaturan sekolah,pengembangan kurikulum,kerjasama antar sekolah engan komunitas,dan revormasi sekolah,anda akan memainkan peran penting dengan mengembangkan status professional dari setiap guru.
Inti dari kolaborasi adalah hubungan otentik yang penuh pengertian antara para propesional.Hubungan seperti itu tentu saja tidak tumbuh secara alamiah,dibutuhkan komidnen  dan kerja keras .friebd dan bursuck(2002,76-77) mengidentifikasi  6 karakteristik dari kolaborasi yang di rangkum berikut ini:
1)      Kolaborasi bersfat suka rela:para guru membuat pilihan pribadi untuk berkolaborasi
2)      Kolaborasi di dasari oleh paritas:kontribusi semua orang di hargai secara adil
3)      Kolaborasi membutuhkan sebuah tujuan yang di nikmati bersama
4)      Kolaborasi menyertakan akuntabilitas  untuk pengeluaran
5)      Kolaborasi berdasar atas sumber2 bersama :setiap guru mengkonsrtibusikan sesuatu –waktu ,keahlian,ruang ,perawatan atau sumber2 lain.
6)      Kolaborasi itu di butuhkan:seiring dengan kerjasama antar guru ,tingkat pembuatan keputusan secara bersama ,kepercayaan,dan rasa saling menghormati pun meningkat.
Sekolah-sekolah yang mendukung elemen2 penting kolaborasi meripakan sekolah kolegiat”yang dikarakteristikkan oleh interaksi-interaksi orang dewasa yang penuh sasaran mengenai peningkatan keseluruhan proses belajar mengajar(Glickman, Gordon , dan  ross –gordon 2004,6).berikut ini kita mengevaluasi 4 expresi dari kolaborasi guru :pendampingan rekan sejawat,pengembangan kariawan ,pengajaran tim,dan asistensi pengajaran
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam kolaborasi :
a.      Komunikasi
Salah satu taktik yang paling berhasil dalam komunikasi adalah secara berkala menjumpai orang-orang yang ada dalam jaringan kolaborasi yang sedang anda jalani secara face to face. Ini jauh lebih pribadi dan jauh lebih menyenangkan juga. Bila anda tidak bisa bertemu secara langsung maka panggilan telepon atau catatan pribadi juga bekerja dengan baik.
b.      Membangun hubungan
Apakah anda seorang magnet, orang atau seorang pembasmi ? apakah yang anda proyeksikan hanya berupa lahiriah? Pastikan yang lain melihat anda sebagai seorang yang positif, hangat, dan ramah sehingga mereka ingin berinteraksi dengan anda dan bukan sebaliknya.
c.       Menetapkan tujuan
Jika anda memiliki visi yang jelas kemana anda akan pergi, sisanya akan jatuh ketempatnya. Pastikan anda memutuskan apa yang anda inginkan berjangka pendek, menengah, dan panjang, dalam setiap bidang kehidupan anda. Agar pada saat anda menentukan tujuan kolaborasi yang anda lakukan dengan orang lain anda tidak lagi mengalami kesulitan, karena anda sudah terbiasa menentukan visi hidup anda sebelumnya, karena tujuan memiliki peranaan yang sangat penting dalam suatu kolaborasi, laksana kompas yang menunjukkan arah mata angin bagi seorang pelaut.
d.      Keep it simple
Lihatlah dimana anda menghabiskan waktu dan energi berharga anda. Apakah anda menghasilkan hasil terbaik. Singkirkanlah waktu atau kegiatan yang membuang-buamg uang. Karena dalam suatu kolaborasi dituntut keefektifan, baik waktu, uang maupun energi yang digunakan. 
e.       Tersedia akses sumber daya
Ada begitu banyak sumber daya yang tersedia untuk mendukung kolaborasi yang anda lakukan. Seperti membangun sebuah tim kolaborasi yang terdiri dari keluarga, teman dan kolega yang dapat dihubungkan baik secara langsung lewat sebuah pertemuan maupun secara on line.
f.        Sikap baik dari anggota kolaborasi
“bersikap baiklah kepada orang-orang dijalan yang terjal sampai jalan yang menurun, karena anda tidak pernah tahu kapan anda akan bertemu mereka dijalan turun, ingatlah dunia semakin kecil sepanjang waktu”  inti dari ungkapan tersebut adalah, jangan pernah membeda-bedakan orang lain, baik dari segi warna kulit, bahasa, budaya, maupun keturunan terrutama dalam membangun suatu kolaborasi, karewna gangguan internal akan lebih cepat menghancurkan kolaborasi itu sendiri. Maka jadialah oarang yang mampu bersikap bijak dan disenangi oleh banyak orang, tanpa melukai ataupun menyinggung yang lain.
g.                   Be giving
Berikan waktu anda, saran anda, dan terutama arahan anda. Karena dalam suatu kolaborasi \dibutuhakn kontribusi dan partisipasi aktif dari semua anggota kolaborasi.
2.2 Jenis-Jenis Kebutuhan Kolaborasi antara Guru dan Orang Tua

Didalam UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa : pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidika luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan.Sementara itu dalam GBHN 1993 manyatakan : “pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antar jalur, jenis, jenjang pendidikan, maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah.Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Seklah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga.Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah atau formal memerlukan kerjasama antara orang tua dan sekolah atau pendidik.

Pada dasarnya banyak cara yang dapat di tempuh untuk menjalin karjasama antara keluarga  dengan sekolah antara lain:
a.       Adanya kunjungan ke rumah anak didik
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik ini berdampak sangat positif diantaranya:
1.      Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didika bahwa sekolahnya memperhatikan dan mengawasinya
2.      Kunjungan tersebut memberikan kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didika belajar, latar belakang hidupnya, dan tantang masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga
3.      Pendidika berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah-masalah yang sedang di alami anaknya
4.      Hubungan antara orang tua denga sekolah akan bertambah erat
5.      Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebuh terbuka dan dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidika anaknya. 
b.      Diundangnya orang tua ke sekolah
Ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang dapat dimungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua, maka akan positif sekali artinya bila orang tua di undang untuk datang kesekolah seperti class meeting, pameran dan lainnya.
c.       Case coference
Merupakan rapat atau konferensi tentang kasus.Biasanya digunakan dalam bimbingan dalam konseling, peserta konferensi ialah orang yang betul-betul mau ikut membicarakan masalah anak didik secara terbuka dan suka rela.
d.      Badan pembantu sekolah
Badan pembentu sekolah adalah organisasi orang tua murid atau wali murid dan guru. Organisasi ini merupakan kerja sama yang paling terorganisasi antara sekolah atau guru dengan orang tua murid.
e.       Mangadakan surat manyurat antara sekolah dan keluarga
Surat menyurat ini diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak didik, seperti sarat peringatan dari guru kepada orang tua agar anaknya lebih giat belajar.
f.       Adanya daftar nilai dan raport
Raport yang biasanya diberikan setiap catur wulan kepada para murid ini dapat di pakai sebagai penghubung antara sekolah dan orang tua.Sekolah dapat memberi surat peringatan atau meminta bantuan bila hasil raport anaknya kurang baik, atau sebaliknya jika anaknya memiliki keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar anak dapat lebih giat mengembangkan bakatnya dan mampu mempertahukan apa yang sudah diraihnya.
            Ki Hajar Dewantara (1997) mengingatkan kita bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara guru, keluarga dan masyarakat.Hal ini senada oleh Regio Emelia yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua pada pendidikan anak usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting, yang dikenal dengan pendekatan Regio Emelia (Edward, Gandani & Foremen, 1993).Oleh karena itu orang tua perlu dilibatkan sekolah TK dalam rangka mendidik anak usia dini.
             
Adapun jenis-jenis kebutuhan kolaborasi antara orang tua dan guru adalah sebagai berikut:
1.      Adanya komunikasi langsung dua arah
2.      Adanya hubungan timbal balik
3.      Adanya rasa saling mempercayai antara orang tua dan guru
4.      Adanya partisipasi kedua belah pihak untuk tumbuh kembang anak
5.      Adanya inisiatif kedua belah pihak  
Hubungan yang positif antara sekolah dan rumah merupakan kontribusi yang penting didalam prestasi anak disekolah, untuk membina hubungan yang positif bukan berarti menunggu adanya problem dari anak. Baik guru maupun orang tua dapat melangsungkan komunikasi langsung  dua arah , timbal balik dan saling mempercayai. Dalam hal ini, guru dapat saja menelepon orang tua, namun pada kelas yang besar, komunikas iyang memungkinkan adalah melalui surat. Inti utamanya dalah agar orang rua mengetahui bahwa sebagai guru kelas, guru bersedia dan dapat dihubungi oleh orang tua.
Dari pihak orang tua sendiri, komunikasi tidak perlu berasal dari inisiatif guru. Orang tua bisa memberikan informasi yang sifatnya membantu guru bagi perkembangan anak di kelas. Partisipasi orang tua di sekolah misalnya dengan menghadiri setiap undangan yang diberikan sekolah seperti pada event-event tertentu.
            Disamping jenis-jenis kebutuhan kolaborasi orang tua dan guru, disini juga akan dijelaskaan sedikit tentang sifat-sifat kolaborasi antara sekolah dengan masyarakat. Karena walau bagaimanapun sebagai seorang calon pendidik AUD yang kelak akan mengabdi di Lembaga PAUD tentu kita haruslah mengetahui sedikit banyaknya tentang sifat kolaborasi antara sekolah dan masyarakat yang diantaranya sebagai berikut:
Adanya hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak
a)      Adanya hubungan sukarela yang berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan/integral dari masyrakat
b)      Adanya hubungan yang bersifat kontinyu antara sekolah dan masyarakat
c)      Hubungan keluar sekolah guna menambah simpati masyarakat terhadap sekolah
d)     Hubungan kedalam sekolah menambah keyakinan, mempertebal pengertian para civitas akademika, tentang segala pemilikan material dan inmaterial sekolah.

Menurut Briggs dan Potter (1995), tingkat kerjasama orang tua terhadap program pendidikan TK dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :
a.       Keterlibatan (parent involvement)
Keterlibatan orang tua merupakan tingkat kerjasama minimum, dimana orang tua datang ke TK dan membantu di TK jika di undang.
b.      Partisipasi (parent partisipation)
Tingkat kerjasama yang lebih luas dan lebih tinggi tingkatannya, orang tua dan sekolah duduk bersama untuk membicarakan berbagai program dan kagiatan anak, datang ke sekolah secara rutin untuk membantu guru melaksanakan tugas-tugas rutin yang dapat dikerjakan seperti menyiapkan makanan, menyiapkan alat-alat permainan yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan ikut menjaga keamanan.
Guru mencipkakan suasana  kehidupan sekolah maksudnya bagaimana bagaimana guru itu dapat menciptakan kondisi2 optimal,sehingga anak itu merasa belajar,harus belajr,perlu di didik dan perlu bimbing an.Usaha menciptakan suasana kehidupan sekolah sebagaimana dimaksud di ats ,akan menyangkut dua hal.pertama ,yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di kelas secara langsung.untuk ini meliputi hal-hal berikut:
·         Pengaturan tata ruang kelas yang lebih kondusif untuk kepentingan pengajaran
·         Menciptakan iklim atau suasana belajr mengajar yang lebih serasi dan menyenangkan,misalnya pembinaan ,situasi keakraban di dalam kelas.
Untuk menciptakan iklim yang lebih serasi ini  dengan :
a.       Adanya keterikatan antara guru dengan anak didik,anak didik dengan anak didik
b.      Menetapkan standar tingkah laku
c.       Diadakan diskusi2 kelompok
d.      Member penghargaan dan pemeliharaan semangat kerja.
Kedua ,menciptakan kehidupan sekolah dalam arti luas ,ykni meliputi sekolah secara keseluruhan.dalam hubungan ini di tuntut adanya hubungan baik dan interaksi antara gur dengan guru,guru dengn anak didik,guru dengn pengawai,pegawai dengan anak didik.dengan demikian memeng di tuntut adanya keterlibatan semua pihak di dalam lembaga kependidikan,sehingga dapat menunjang berhasilnya proses belajr mengajar.
Selanjutnya dalam mengusahakan keberhasilan proses belajr mengajar itu,guru juga harus membina hubungan baik dengan orang tua murid.melalui hal ini  diharapkan dapat mengetahui keadaan anak didiknya dan bagaimana kegiatan belajarnya di rumah.juga untuk mengetahui beberapa hal tentang anak didikmelalui orang tuanya ,sehingga dapat di gunakan sebagai bahan untuk menentukan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.hubungan baik antara guru dan orang tua murid merupakan factor yang tidak dapat di tinggalkan,karena keberhasilan belajar anak didik tidak dapat di pisahkan dengan bagaimana keadaan dan usaha orang tua murid.apalagi kalau di kaitkan dengan tugas dan kewajiban guru sebagai pendidik,dalam upaya membina kepribadian anak didik,maka andil orang tua sangat menentukan.

Peran utama guru di luar peran pentig sebagai pegamat yang tekun ini atau dalam bahasa sehari-hari disebut penjaga anak adalah mempersiapkan dan menjaga lingkungan pembelajaran ,menagani anak yangtidak bisa di atur dengan pengalihan dan pemberian perhatia n pada kesulitan yang terlihat,dan menglangsungkan pelajaran dengan materi didaktik kepada anak – anak yang menunjukkan minat. Guru juga bertanggung jawab dalam melakukan pertemuan besar. Mereka umumnya diharapkan untuk menjaga hubungan dekat dengan keluarga setiap anak melalui komunikasi secara berkala, seperti melakukan pertemuan.
Peran guru adalah untuk mengintervensi dan secara aktif mengalihkan anak saat mereka menunjukkan sikap kasar, tidak sopan, atau mengganggu, tapi mengamati dengan seksama dan tidak mencampuri minat spontan anak dan keterlibatan mereka kapanpun sikap anak sesuai dengan tujuan dalam materi yang digunakan (Montessori,1948 – 1967b). guru mengamati, mencatat, dan karnanya bisa mengetahui kebutuhan dan minat anak- anak, menyiapkan dan mempertahankan lingkungan pembelajaran berurutan yang menggunakan materi pembelajaran Montessori dan semua yang dikembangkan secara orisinal. Guru mencari pasangan yang sesuai antara anak dan materi melalui pengamatan, dan berperan sebagai katalisatior halus bagi kegiatan anak. Guru memberikan pelajaran yang rapi, tepat dan cepat dan menunjukkan rangkaian yang jelas sehubungan dengan tujuan dan arah materi tertentu. Guru mengalihkan   arah jika terjadi tindakan yang tidak pantas dan kasar dan mempertahankan posisi sebagai pengamat saat anak terlibat dalam kegiatan yang bertujuan dan terfokus. Guru memegang peran aktif dalam menerapkan hubungan awal antara anak dengan materi, dan mengajak anak meneliti materi dan memberikan pelajaran khusus untuk menggunakannya. Semua pelajaran ini harus singkat, sederhana  dan tepat.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Jenis-jenis kebutuhan kolaborasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu kolaborasi formal dan informal.Kolaborasi secara formal adalah Kolaborasi yang diadakan di lingkungan sekolah, sedangkan kolaborasi informal adalah Kegiatan yang tidak terprogram selain formal dan in formal kolaborasi juga diperlukan antar guru denga guru, antar guru dan sekolah dan antar orang tua dengan sekolah.Dan jenis-jenis kebutuhan kolaborasi antara guru dan orang tua dapat berupa konferensi orang tua, pertemuan guru dan orang tua secara pribadi, home visit, mengadakan surat menyurat antar sekolah dan orang tua, mengadakan perayaan, pesta atau pameran karya anak , serta mendirikan perkumpulan orang tua dan guru, dan case conference.

3.2 Kata Penutup
            Demikianlah makalah yang membahas jenis-jenis kebutuhan kolaborasi dan jenis-jenis kebutuhan kolaborasi  antara guru dan orang tua, semoga dapat memberikan manfaat.Dan kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau yang lainnya dalam makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni & Hawadi.2001.Psikologi Perkembangan Anak.Jakarta:Grassindo
Indra Roni.2011.Sukses Sebelum Lulus Kuliah.Bandung:Master publishing
Suyanto,Slamet.2005.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta.Kemendiknas
Nurhafiza.2011.MK Kolaborasi Orang Tua dan Pendidikan Anak Usia Dini.Padang.UNP
Hasbullah.2005.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta.Rajawali Pers
Jaipul L. Roopnarine, James E. Jhonson. 2011.Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Berbagai Pedekatan.Prenada Media Grup: Jakarta
 Sardiman A.M.2009.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar.PT.raja Grafindo Persada:Jakarta
Forrerst W.Parkay Beverly hardcastle Stanford.2008.Menjadi Seorang Guru.PT Indeks:Jakarta

2 komentar: