teks

EVERY CHILD IS SPECIAL,EVERY CHILD IS SMART AND EVERY CHILD MUST PLAY

Jumat, 14 Desember 2012

FUNNY LEARNING



FUNNY LEARNING
Pembelajaran yang diberikan pada anak haruslah pembelajaran yang bermakna, dengan  pembelajaran yang bermakna  segala aspek perkembangan anak dapat terstimulasi. Hal yang terpenting dalam pembelajaran adalah anak senang dalam malakukan kegiatan pembelajaran, maka perlu strategi dalam pembelajaran agar anak senang dalam belajar. Funny learning dapat menjadi solusi dalam menyajikan pembelajaran yang menyenangkan, funny learning atau belajar ceria adalah kegiatan belajar dalam suasana yang menyenangkan, penuh keceriaan dan kreativitas sehingga anak merasa senang dalam belajar. Untuk menciptakan funny learning terdapat hal yeng perlu diperhatikan.

Menurut Irawati Istadi (2005) secara umum yang perlu diperhatikan dalam penciptaan funny leraning ada 2 yaitu :
  1. Kegiatan pembelajaran itu harus sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak pada usianya. Kebutuhan perkembangan anak usia lima tahun, berbeda dengan kebutuhan anak usia tujuh tahun. Masing-masing memiliki fase perkembangan sesuai pertambahan usianya.
  2. Funny learning hanya bisa diciptakan melalui beragam kreativitas, baik dalam pemilihan waktu, tempat, penataan suasana hingga pemakaian metode pembelajaran. Kreativitas dapat menghilangkan kejenuhan dan menimbulkan gairah keingintahuan, tantangan serta semangat baru. Itu sebabnya, semakin beragam suasana pembelajaran bisa dirancang, semakin besar potensi otak untuk merekam informasi sebaik-baiknya.
Funny learning ini baik untuk pembelajaran yang akan diberikan kepada anak, karena otak akan merekam informasi yang masuk dengan efektif, manakala sistem limbiknya disentuh terlebih dahulu, artinya informasi tersebut disampaikan dengan metode yang membangkitkan emosi pemiliknya, dan yang diharapkan emosi positif yang tercipta pada anak.  Penciptaan funny learning harus menciptakan pembelajaran yang menggunakan keseimbangan otak kanan dan otak kiri anak.
Berikut ini beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penciptaan funny learning menurut Irawati Istandi (2005) :
  1. Ide-ide funny learning
1.       Musik sebagai latar belakang
Musik dapat digunakan sebagai latar dalam kegiatan belajar anak, yang tentu jenis musiknya sesuai dengan kebutuhan anak dan cocok diperdengarkan untuk anak. Jenis musik barok, musik klasik atau pop instrumentalia, termasuk jenis-jenis irama tenang yang cocok untuk membawa otak ke suasana yang lebih membutuhkan konsentrasi. Seperti anak harus mengerjakan tugas latihan pelajaran yang membutuhkan banyak konsentrasi. Disaat anak istirahat sebelum menginjak pelajaran berikutnya, anak perlu dirangsang untuk menggerakkan badan supaya otot-otot badan tidak kaku. Maka perlu diperdengarkan musik ceria yang merangsang anggota badannya. Bermain,menari, berlari dan berlompatan disaat istirahat ini, dengan iringan musik dinamis adalah pilihan yang tepat agar ketika anak memasuki jadwal pelajaran berikutnya anak telah merasa segar kembali, penatpun telah hilang.
2.       Tempel kalimat penyemangat
Kalimat-kalimat penyemangat yang ditempelkan dapat menjadi usaha untuk mempertahankan informasi postif dan menghilangkan informasi negatif, serta menjadi cara untuk memeprtahankan informasi positif yang telah diberikan. Karena untuk mempertahankan informasi dibutuhkan pengulangan-pengulangan agar frekuensi yang masuk dalam otak menjadi sering. Sebab otak akan merekam dengan baik informasi yang ia terima terus-menerus dan berulang-ulang, hingga ia nantinya sampai ke alam bawah sadar dan menjadi reflek pemikiran. Nilai-nilai yang ingin dtanamkan ke dalam hati anak agar menyatu dengan kepribadiannya, harus diupayakan agar sesering mungkin nampak olae indera mereka sehingga senantiasa berulang masuk indera. Ide untuk menuliskan nilai tersebut ke dalam betuk kalimat penyemangat yang ditempel disekitar tempat belajar  sehingga kerap tertangkap oleh mata dan diteruskan ke otak adalah salah satu cara jitu untuk meresapkan nilai-nilai tersebut ke dalam hati anak, sekaligus jadi penyemangat anak.   
3.       Hiasan hasil karya
Memajang hasil karya anak atau kesuksesannya, bermanfaat untuk menggairahkan anak belajar sekaligus meningkatkan kepercayaan dirinya. Hasil karya anak penting untuk dijadikan hiasan penyegar mata disekeliling tempat  belajar. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan aktualisasi diri. Mereka yang telah memiliki aktualisasi diri yang tinggi  akan yakin dengan kamampuannya dan potensi dirinya serta memahami letak kepribadiannya. Dan hal tersbut adalah hal yang diharapkan tumbuh pada anak, dengan memajang hasil karya anak dapat menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan keyakinan dan aktualisasi diri pada anak.  
4.       Rekreasi warna
Rekreasi warna adalah kreatifitas memainkan warna yang menyuasanakan lingkungan belajar anak, sehingga memberikan kesegaran pada otak anak. Permainan warna ini akan menjadi hal yang baik bagi otak kanan sehingga menjadi penyeimbang otak kiri yang sedang mengerjakan tugas belajar. Ini bermanfaat untuk penyegaran, memberi motivasi serta menghilangkan kejenuhan. Selain itu kelelahan mata bisa dikurangi oleh keceraahan dan variasi warna dinding kelas.
5.       simbol-simbol IPA
Cara kreatif merangkum pelajaran dengan mempergunakan gambar dan simbol akan memudahkan anak mengingat kembali. Sandi rahasia yang berupa gambar dan simbol itu bisa ciptaan anak sendiri, kebiasaan ini cocok berkreasi dalam membuat catatan yaitu, dengan menciptakan simbol-simbol khusus untuk mengartikan beberapa kata-kata yang harus dihafal dan dimengerti. Semakin aneh dan kreatif bentuk simbol dan gambar, otak anak semakin musah untuk mengingatnya.
6.       kisah sejarah
Hampir sama dengan membuat rangkuman untuk berbagai mata pelajaran macam mata pelajaran, tetapi untuk bidang sejarah ada keistimewaan yang bisa diurutkan secara kronologis. Hal ini memungkinkan anak membuat catatan kisah sejarah secara kronologis pula. Penggunaan tanda dan simbolpun memberikan banyak kemudahan di sini. Semisal tanda tambah untuk menunjukan perkawinan , tanda panah untuk menunjukan hubungan kronologis (urutan kejadian), warna merah untuk nama raja, warna hijau khusus untuk penanggalan dan sebagainya. Penggunaan beragam simbol dan ditulis kesegala arah, cara ini masih danggap aneh, padahal justru seperti inilah cara kerja otak yang sesungguhnya, tidak linear tapi kesegala arah.
7.       game matematika
Ide untuk membuat permainan untuk pelajaran matematika ini menjadi salah satu alternatif penyegaran. Permainan ssejenis ular tangga misalnya biasa dimainkan oleh dua atau tiga anak dengan menggunakan sebuah dadu, bisa dikreasikan dengan penggunaan dua buah dadu. Cara penghitungannya, hasil dadu pertama harus dikalikan dengan dadu kedua. Otomatis setiap anak harus mengalikan kedua buah dadu sebelum menentukan ia akan berjalan berapa langkah. Ide-ide permainan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, aneka permainan memang tidak bisa mencakup seluruh materi pelajaranyang harus dipelajari. Akan tetapi metode ini sangat efektif untuk penyegaran, manghilangkan kejenuhan, sehingga dapat membangkitkan motivasi anak untuk belajar kembali dan menanamkan persepsi matametika itu menyenangkan.
8.       teka-teki ibadah
Banyak anak yang tidak menyukai pelajaran agama, hanya karena penyampaiannya yang kurang menarik. Selama ini pelajaran agama baik aqidah, fiqih maupun akhlak lebih kerap disampaikan secara dogmatis, dengan disertai hafalan dalil-dalil baik berasal ayat al-quran maupun hadist Rasulullah SAW, cara ini berisiko menimbulkan kebosanan. Ide membuat cerdas cermat, teka-teki silang dan beragam permainan lainnya, bolah jadi akan menjadi alternatif baru metode pengajaran pendidikan agama ini.
  1. Funny learning disekolah
1.       Kelas, saung dan kebun
Berada lima jam sehari dalam ruangan kelas berukuran sekitar 6 x 6 meter, wajar kalau membuat murid-murid jenuh. Padahal tidak ada sama sekali teori yang menyebutkan bahwa ruang kelas satu-satunya alternatif tempat berlangsungnya pembelajaran. Fakta otak terbaru menyatakan bahwa otak manusia lebih mampu bekerja secara optimal manakala berada dalam suasana santai dan kreatiif dan yang lain dari biasanya. Kalau biasanya dikelas, maka sesekali perlu belajar diluar kelas. Kebun, saung, dan aneka tempat alternatif pilihanya.
2.       Sesekali lesehan
Peletakan kursi, meja dan papan tulis dapat divariasikan agar pembelajaran tidak membosankan, bahkan sesekali pembelajaran dapat dilakukan tanpa menggunakan kursi. Karpet dan  tikar bisa dipakai, suasana menjadi santai dan menjadi sangat berbeda. Tentu posisi ini pembelajaran yang tidak membutuhkan kegiatan tuli menulis, pelajaran keterampilan cocok sangat cocok dengan karpet.
3.       Dinding cermin intelektual
Dinding kelas perlu mendapat perhatian, karena dalam sehari anak akan memandangnya. Dinding menjadi cermin bagi siswa didalam kelas. Dinding dengan warna cerah yang menarik mata akan memberikan semangat pada anak, dan menghilangkan rasa mengantuk.  Selain itu dinding dapat dimanfaatkan sebagai cermin intelektual dimana, materi pelajaran dan karya anak dipajang disana.
4.       Mengakomodasi tiga cara belajar
Guru harus mengakomodasi tiga cara belajar dalam menyampaikan pembelajaran, yaitu cara belajar audisi yang akan lebih mudah menangkap segala sesuatu melalui pendengaran, cara belajar penglihatan yang akan lebih mudah menerima informasi dan pembelajaran yang masuk melalui indera penglihatan, serta cara belajar kinstetis yang elajar dengan menggunakan seluruh anggota tubunya. Maka guru perlu memahami karakteristik cara belajar audisi, cara belajar visual dan cara belajar kinestetis.
5.       Guruku idolaku
Guru harus menjadi sosok teladan yang menjadi panutan anaknya,  menjadi sosok yang menyenangkan disukai, dan disayangi anak-anak. Agar guru menjadi idola bagi anak-anak.
6.       Temanku = agamaku
Teman sangat mempengaruhi individu seorang anak, teman yang baik akan memacu minat belajar. Apalagi usia kanak-kanak, anak mempunyai kecenderungan memandang pentingnya teman dalam dirinya, sehingga perlu diusahakan agar anak berteman dengan anak-anak yang baik.
  1. Funny learning mengaji
1.       Sekolah santai
TPA atau taman pendidikan al-quran menerapkan pembelajaran yang santai, tidak membebani anak dalam pembelajaran. Sehingga anak merasa senang berada disekolah, dan menikmati kegiatan belajar.
2.       Peluang saat fun
Pembelajaran yang memanfaatkan saat santai anak, merangsang anak saat anak merasa santai. Hal ini memberikan peluang otak anak bekerja secara optimal.

3.       Fasilita pendukung
Menyediakan berbagai fasilitas yang baik pada pembelajaran yang ada pada TPA, penyediaan berbagai buku-buku agama yang beraneka ragam yang menarik minat pada anak, aneka alat tulis dan gambar untuk menggambar, CD tentang film islami dan lain-lainnya.
4.       Metode kreatif
Menggunakan metode yang beraneka ragam yang bervariatif untuk menyampaikan pembelajaran dengan CD, atau mengajak anak belajara membuat kaligrafi di taman sekolah, tidak memanfaatkan kelas terus menerus untuk belajar. Sehingga pembelajaran menjadi bervariatif dan menyenangkan bagi anak.
Istandi, Irawati. 2005.Agar Anak Asik Belajar. Bekasi. Pustaka inti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar